Kemenangan Afni Diakui Irving, Dibantah Alfedri

SIAK (KR) Pasangan Dr Afni-Syamsurizal unggul di pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Siak berdasarkan penghitungan dokumen C1 surat suara. Pasangan nomor urut 2 ini meraih 82.427 suara (40,8%) dari 829 TPS (100%) di Kabupaten Siak, Rabu (27/11).

Pasangan ini mengungguli dua pasangan lain, yakni nomor urut 3 Alfedri-Husni 81.546 suara (40,4%), nomor urut 1 Irving-Sugianto 37.877 suara (18,8%).

Atas hasil ini juga Dr Afni-Syamsurizal mendapat pengakuan dari pasangan Irving-Sugianto. Bahkan dengan berbesar hati, Irving mengucapkan selamat pada kompetitornya ini.

“Hasil penghitungan C1, kami tidak beda jauh. Kami ucapkan selamat kepada Afni-Syamsurizal,” kata Irving.

Calon Bupati Siak Dr Afni juga menegaskan bahwa penghitungan yang dilakukan oleh Badan Saksi Nasional (BSN) Partai Golkar dilakukan dengan menggunakan form C1.

“Kami punya dua saksi dalam, dan saksi pelapis di semua TPS. Bahkan pada titik rawan, kami memiliki 10-15 relawan saksi yang bersiaga di luar TPS. Insya Allah, data ini valid untuk disandingkan nantinya dengan penghitungan data KPU,” kata Dr Afni.

Seiring dengan pernyataan ini, penolakan langsung ditunjukkan oleh kubu petahana Alfedri-Husni. Real count mereka yang semula terus update, selama lebih dari 3 jam mendadak berhenti. Setelah itu beberapa keanehan terjadi. Data yang ditampilkan berubah-ubah untuk perolehan suara. Padahal jumlah TPS yang dimasukkan tetap sama.

Misalnya pada jam 23:28 suara 80.052, kemudian pada jam 23:34 suara untuk paslon 2 berubah menjadi 80.025, dan pada jam 00:46 suara diturunkan menjadi 79.965. Sementara jumlah TPS yang masuk semua sama yakni 809/ 829.

Keanehan lainnya dari jam 02.56 tampilan website realcount paslon 3 sudah tidak bisa diakses. Saat ditanya media tim paslon 03, kenapa web real count tidak bisa diakses, mereka menolak untuk menjawabnya.

Tak hanya itu, pasangan nomor urut 3 ini mengklaim 82.654 suara atau 40.82%. Sementara, dari hasil hitungan cepat pasangan nomor 1 Irving-Sugianto hanya meraih 18.74 % atau 37.955 suara, dan paslon 2 disebut meraih 40,44% suara atau 81.879.

“Banyak keanehan dengan respons incumbent dan klaim kemenangan yang baru dilakukan jam 2 pagi. Ada jeda waktu yang sangat lama. Harusnya kalau memang yakin menang, mereka segera mengumumkan kemenangan, bukan dengan menyetop tampilan real count beberapa jam dan baru menggelar konferensi pers dini hari. Padahal data C1 rekap suara TPS harusnya bisa selesai sejak sore pasca pemilihan,” kata pengamat politik Riau Muhammad Arif.

Keanehan lainnya, menurut Arif, sebagai incumbent yang memiliki seluruh struktur dan perangkat yang masih melekat, hal mudah bagi Alfedri-Husni untuk mengumumkan kemenangan dibanding kompetitornya lebih cepat. 

“Tapi mengapa justru tampilan real count mereka hentikan dengan hanya menyisakan 20 TPS dan itu terjadi berjam-jam. Setelah itu tiba-tiba dini hari mengklaim menang. Ini patut diwaspadai bagi semua pihak, akan ada konflik kepentingan yang sangat tinggi mengingat Alfedri masih berkuasa sebagai bupati, sedangkan Dr Afni pendatang baru dengan pemilih yang sangat militan di akar rumput. Penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU, Bawaslu, TNI/ Polri harus sangat berhati-hati dengan ini,” kata Arif. (RLS)

Related posts
Tutup
Tutup