PEKANBARU (KR) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru melaporkan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mengarah ke negara tetangga Malaysia. BMKG mendeteksi jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Riau terus bertambah hingga mencapai lebih 500 titik.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Riau belum berhasil dipadamkan. Lokasi karhutla terparah berada di Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir.
Areal gambut yang terbakar diperkirakan mencapai 100 hektare selama satu pekan. Cuaca panas dan angin kencang di lokasi menyebabkan kebakaran lahan dengan cepat meluas. Api menghanguskan semak belukar, gambut di bawah permukaan dan pepohonan tropis. Kebakaran lahan berada di sekitar perkebunan kelapa sawit.
Kabut asap akibat kebakaran lahan sudah mulai menyelimuti Kota Pekanbaru, dua hari terakhir. Polusi udara terlihat di sejumlah jalan protokol, pemukiman penduduk dan pusat perdagangan. Seperti di Jalan Sudirman, Jl Imam Munandar dan Jl Arifin Achmad.
BMKG Pekanbaru mencatat titik panas di Provinsi Riau mencapai 583 titik tanggal 20 Juli 2025. Wilayah titik panas terbanyak Kabupaten Rokan Hilir 244 titik dan Rokan Hulu 192 titik. BMKG mendeteksi kabut asap akibat kebakaran lahan di pesisir timur Sumatera ini mengarah ke utara atau wilayah Malaysia mengikuti arah angin.
Musim kemarau diperkirakan terjadi sepanjang bulan Juli 2025 sehingga berpotensi menyebabkan kekeringan dan bencana kebakaran lahan di sejumlah daerah. “Dari pantauan citra satelit, sebaran asap mengarah ke utara atau timur laut. Kalau terus terjadi, dikhawatirkan sampai ke negara tetangga,” kata Prakirawan BMKG Pekanbaru Bibin Sulianto. (FA)