PEKANBARU (KR) Pemerintah harus memulihkan habitat Gajah Sumatera yang semakin sempit akibat penebangan liar. Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPW Partai NasDem Riau Riko Kurniawan, dalam rangka Hari Penyelamatan Gajah Sedunia (World Save The Elephant Day) 16 April 2025.
Riko mengungkapkan Provinsi Riau adalah rumah gajah yang paling luas, namun sayangnya keberadaan hewan mamalia ini terancam karena habitatnya rusak dan perburuan liar. Kondisi ini menyebabkan populasi Gajah Sumatera terus berkurang. Diperkirakan, saat ini jumlah gajah di Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor.
“Hutan sebagai tempat hidup gajah semakin sempit akibat alih fungsi lahan. Oleh sebab itu, pemerintah harus memulihkan habitatnya seperti Taman Nasional Teso Nilo Pelalawan dan Hutan Lindung Sebanga Bengkalis,” kata Riko kepada Kanal Riau, Kamis (17/4).
Riko menjelaskan sebagian besar hutan konservasi tersebut sudah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Ia berharap dalam momentum Hari Penyelamatan Gajah Sedunia, pemerintah memulihkan fungsi hutan sebagai habitat dan sumber makanan satwa dilindungi.
“Dalam operasi penertiban perkebunan sawit ilegal, pemerintah harus menyasar kawasan yang sudah berubah fungsi itu. Tujuannya untuk memastikan gajah aman dari ancaman kepunahan,” kata Riko.
Hari Penyelamatan Gajah Sedunia pertama kali diperingati 16 April 2012, diprakarsai David Sheldrick Wildlife Trust bersama komunitas global. Organisasi yang berbasis di Kenya ini fokus pada perlindungan gajah Afrika dan Asia dari ancaman seperti perburuan gading serta kerusakan habitat. (FA)