PEKANBARU (KR) Kemenkeu 1 Provinsi Riau dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Riau melaksanakan kegiatan konferensi pers APBN Kita Regional Riau di Aula Lancang Kuning, Kanwil DJPb Provinsi Riau, Selasa (21/ 1). Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Kemenkeu 1 Riau serta pemerintah daerah.
Acara dibuka Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Riau Parjiya. Dalam sambutannya, Parjiya menyebutkan kondisi ekonomi global sepanjang 2024 yang lalu penuh dengan tantangan.
“Tantangan tersebut tidak hanya berasal dari dampak aktivitas ekonomi dunia, namun juga terdampak dari kondisi geopolitik global seperti konflik di kawasan Timur Tengah dan juga Rusia-Ukraina,” kata Parjiya.
Namun secara umum, kondisi ekonomi Indonesia masih bisa terkendali dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara nasional yang dilaporkan oleh BPS adalah pada Triwulan III sebesar 4,95 % (yoy), dengan proyeksi Triwulan IV diperkirakan mencapai angka 5 %.
Sedangkan angka inflasi 2024 yang dilaporkan oleh BPS adalah sebesar 1,57 % (yoy). Sementara itu secara regional di Provinsi Riau, angka inflasi sebesar 1,25 % (yoy).
Untuk Desember 2024, angka inflasi di Provinsi Riau adalah sebesar 0,62 % (mtm). Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Triwulan III adalah sebesar 3,46 % (yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian di regional Riau relatif terjaga dengan baik.
Dalam pemaparan materinya, Parjiya menyampaikan total penerimaan pada Kanwil DJBC Riau sampai Desember 2024 adalah sebesar Rp 3,78 triliun. Penerimaan tersebut melebihi target trajectory sampai Desember 2024 sebesar Rp 3,5 triliun.
Capaian penerimaan 2024 adalah 107,96 %, dari target penerimaan tahun 2024 yang berjumlah Rp 3.501.897.632.000,00. Untuk devisa impor pada Kantor Wilayah DJBC Riau adalah sebesar USD 2,11 milyar.
Jumlah ini menurun sebesar USD 236,59 juta (-10,10%) dibanding devisa impor untuk periode yang sama pada 2023. Namun, berdasarkan tonase impor sendiri berjumlah 6,22 juta ton. Angka ini mengalami kenaikan sejumlah 1.675,51 ribu ton (36,84.%) dibandingkan dengan tonase impor untuk periode yang sama pada tahun 2023.
Untuk devisa ekspor sampai Desember 2024 adalah sebesar USD 18,19 milyar, meningkat sebesar USD 1,02 milyar (5,91%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan secara tonase ekspor sampai Desember 2024 adalah sebesar 25,81 juta ton. Angka ini juga meningkat sebesar 0,51 juta ton (2,03 %) dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain membahas penerimaan Kanwil DJBC Riau, Parjiya juga memaparkan mengenai kinerja pengawasan yang telah dilakukan oleh Kanwil DJBC Riau pada periode sampai Desember 2024. Selama periode tersebut, Kanwil DJBC Riau telah berhasil melakukan 621 penindakan dengan potensi kerugian negara Rp 1.557.253.504.959.
Parjiya memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas kinerja DJBC Riau. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung dan bekerja sama dalam menyokong kinerja Bea Cukai Riau.
“Harapannya tentu pada tahun 2025, Bea Cukai Riau harus menjadi lebih baik lagi dan optimal dalam pelayanan dan juga pengawasan,” kata Parjiya.
Selain itu, DJBC Riau juga berharap Kemenkeu 1 Riau selalu bersinergi dan selangkah bersama agar kondisi fiskal di Provinsi Riau pada tahun 2025 dan seterusnya juga semakin baik, demikian pula dengan kondisi fiskal dan perekonomian di Republik Indonesia. (RLS)